Sunday 20 June 2010

selamat petang

hari nie just nak cakp nufa buat akaun baru untuk facebook semata2 untuk masuk GB.. huhuhu.. i love GB too much.. ngeh3...

nnti join2 laa yer Fb blog nufa nie yer...


salam sayang dari NuFa

Saturday 19 June 2010

Friday 18 June 2010

penukaran url blog

salam.. tak tau mcm mn nk announce.. tapi qis dah tukar nama dari qis ke nufa... pakai nama sebenar plak.. url blog pon nufa tukar jugak.. alasan sbb apa tukar nie.. adelah nufa nk lupakan nama qis tue beserta kenangan2 yg ada pada nama tue... sedih nk lupakannya.. lagipon.. nufa nie singakatan nama betul nufa (nurul faizah).. nufa dah mls nk ber basa basi dlm kehidupan maya.. tak nk main tipu2... huhu

exceli nufa pernah terpikir nk tutup blog nih... tapi syg plak kat zilch nie.. dah lama ngn dia... dia byk tahu kisah nufa slama nie... 

insyaallah lepas nie.. nufa akan bergiat skit nk promosi baru blog nie.. sbb dah pakai url baru..

hmm.. nufa dah delete fb.. tk tau macam mana nk log in gengblogger lps nih.. huhuhu... nufa tgh join MF2U.. (myfriends2u) menarik gak.. walaupon baru lagi dlm dunia cyber nih...

so skarang http://qisminaraudhah.blogspot.com sudah terkubur.. dan sekarang http://nufamd08.blogspot lahir kedunia maya nih... smoga berkekalan sampai bila2.. aminn

Sunday 13 June 2010

Rindu...

huhu cam poyo jer tahuk entry nih.. tapi apa kan daya mmg kerinduan melanda hati ini.. rindu akan perhatian yg diberikan, rindukan kasih sayang yg dilimpahkan, rindukan keluh kesah yg diluahkan.. suka duka sentiasa bersama.. tapiiii.. kenapa semasa dia ada tk pernah aku ingat dan hargai?? setelah dia pergi.. pergi.. otak seakan menyentap stiap memori itu.. mengeluarkan satu persatu.. dengan setiap janji yg pernah aku lafazkan dulu.. tapi semakin berlalunya waktu semakin aku melupakannya.. melupakan janji itu.. maafkan aku..

setiap kejadian ada hikmahnya.. kejadian yg secara tidak di rancang yg tidakku anggap akan melukanmu rupanya melukakanmu sungguh2.. maafkan diri ini.. tapi percayalah tidak pernah ku sangka ia merupakan satu titik yg mn setiap perlakuanku yg ko pendamkan terluah disitu.. akibat satu itu semua perkara yg aku lakukan sengaja maupon tidak sengaja melukankan hatimu terbuka di titik itu... terluka.. pasti kau sgt terluka.. sedalam mana luka itu tetap akan meninggalkan parut yg akan jelas kelihatan sampai bila2.. maafkan aku..

tapi... aku percaya setiap kejadian yg tak diingini berlaku pasti ada hikmahnya... walaupon kita tahu kita mungkin tidak akan dapat bersama.. aku redha tapi jauh dilubuk hati aku seakan tidak merelakannya.. aku mau kau milikku bukan insan lain.. tapi aku sedar aku tiada hak memilikimu dan memisahkan kau dan insan itu.

maafkan aku.. aku banyak menipumu.. menipu setiap perlakuanku setiap hari, perlakuan kenapa aku tidak membalas sms-mu.. kerana aku mneyedari akan hub yg sia2 ini. hanya akan membuat hati bertambah terluka.. hubungan yg tidak melukakan hatimu tapi melukakan hatiku dan insan itu. aku tidak sekejam itu untuk melukakan hatinya.. kerana aku bukan siapa2mu.. walau kutahu kau tersangat menyayangiku dan mengasihiku.. tapi itu tidak terbanding dgn perlakuanmu terhadap insan itu. dia berhak atasmu sedangkan aku tidak.. biarlah kita begini saja. sebagai teman biasa. tiada lagi perasaan seperti dulu.. pendamkan saja sehingga waktu mempertemukan kita kembali.. dan aku akan menantikan waktu itu...





Tuesday 1 June 2010

mak...





Ibuku, Kenapa Kau Menangis?
Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya kepada ibunya. “Ibu, mengapa Ibu menangis?”. Ibunya menjawab, “Sebab, Ibu adalah seorang wanita, Nak...”. “Aku tak mengerti” kata si anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan memeluknya erat. “Nak, kamu memang tak akan pernah mengerti….”

Kemudian, anak itu bertanya pada ayahnya. “Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya Ibu menangis tanpa ada sebab yang jelas?” Sang ayah menjawab, “Semua wanita memang menangis tanpa ada alasan”. Hanya itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa wanita menangis.

Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan.”Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?”

Dalam mimpinya, Tuhan menjawab,

“Saat Kuciptakan wanita, Aku membuatnya menjadi sangat utama.

Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya, walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yang sedang tertidur.Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat melahirkan, dan mengeluarkan bayi dari rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.

Kuberikan keperkasaan, yang akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah, saat semua orang sudah putus asa.

Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk merawat keluarganya, walau letih, walau sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.

Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih sayang, untuk mencintai semua anaknya, dalam kondisi apapun, dan dalam situasi apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu melukai perasaannya, melukai hatinya.

Perasaan ini pula yang akan memberikan kehangatan pada bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yang akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk membimbing suaminya, melalui masa-masa sulit, dan menjadi pelindung baginya. Sebab, bukankah tulang rusuklah yang melindungi setiap hati dan jantung agar tak terkoyak?

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan, bahwa suami yang baik adalah yang tak pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula, kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada suami, agar tetap berdiri, sejajar, saling melengkapi, dan saling menyayangi.

Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yang khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun sebenarnya, air mata ini adalah air mata kehidupan”.

Maka, dekatkanlah diri kita pada sang Ibu kalau beliau masih hidup, karena di kakinyalah kita menemukan surga.